Kamis, 14 Juni 2012

Kunci Soal Diselipkan di Ketiak


SURABAYA –
Ujian resmi dalam sistem pendidikan nasional lagi-lagi diwarnai aksi curang. Setelah dugaan kebocoran soal terjadi di Ujian Nasional (UN), kejadian serupa terjadi di ujian tulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012.

Panitia Lokal (Panlok) 50 menangkap basah seorang peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang membawa kunci jawaban di handphone. Peserta  berinisial SN itu tertangkap basah petugas di UPMB 103 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, kemarin.

SN yang berasal dari Surabaya ini, sempat berusaha mengelabuhi pengawas dengan aksinya yang cukup licin. Saat berlangsungnya ujian, SN pamit ke toilet cukup lama. Ternyata, saat kembali ke ruang ujian, dia membawa handphone yang disembunyikan di balik ketiaknya. ”Di handphone tersebut ternyata ada SMS jawaban. Dan itu tidak boleh,” kata Ketua Panlok 50 Surabaya, Achmad Syahrani, kemarin.

Menurut Syahrani, dengan adanya peristiwa tersebut, SN lantas diawasi secara khusus. Petugas pun membuat berita acara tentang kejadian itu untuk dilaporkan kepada panitia usai SN mengerjakan ujian. Sebab, apa yang dilakukan SN ini, memang tidak boleh dilakukan dalam prosedur pelaksanaan ujian tulis SNMPTN.

Biasanya, jika ada kejadian kecurangan seperti itu, maka peserta tersebut dimungkinkan sulit untuk bisa lolos SNMPTN. Apalagi, ada laporan dari pengawas tentang kecurangan yang sudah dilakukan peserta tersebut. ”Kami akan berikan catatan,” ujarnya.

Sementara itu, untuk hari kedua kemarin, peserta SNMPTN untuk program IPA (ITS), peserta hadir sebanyak 16.145 orang dan tidak hadir 1.234 orang. Sedangkan program IPS yang hadir 13.813 orang dan tidak hadir 1.139 orang. Untuk program IPC peserta hadir H2W1 (IPA) 9.412 tidak hadir 573, H2W2 (IPS) hadir 9.411 tidak hadir 574.

Ketua Pelaksana Junaidi Khotib mengungkapkan, mereka yang tidak hadir sangat besar kemungkinannya tidak akan lolos SNMPTN. Secara keseluruhan, untuk pelaksanaan SNMPTN kali ini, berlangsung kondusif. Sebab, dokumen-dokumen yang dibawa para peserta lebih tertib dari pada sebelumnya.

Meski ada pelanggaran, jumlahnya pun sangat sedikit, yaitu satu orang peserta dari program IPA di ITS. Para peserta terlihat jauh lebih siap dan lebih tertib dari hari sebelumnya. Dokumen-dokumen seperti Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) juga sudah dilengkapi, alat tulis dan kedatangannya juga lebih baik.

"Hanya ada satu peserta yang kedapatan masih membawa HP pada saat ujian berlangsung. Meskipun itu dilarang, kita tetap membiarkannya untuk sementara agar tidak mengganggu konsentrasi peserta yang lain. Tapi setelah ujian selesai, kita panggil dia untuk dimintai keterangan,” kata Junaidi.

Sementara sebagaimana wacana yang dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI terkait pelaksanaan ujian tulis SNMPTN tahun ini merupakan ujian tulis yang terakhir. Artinya pada tahun mendatang, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh berencana akan meniadakan ujian tulis pada SNMPTN dan digantikan dengan SNMPTN jalur undangan. ”SNMPTN akan menjadi ujian nasional (UN) anak-anak SMA. Wacana ini sudah menguat,” kata Pembantu Rektor (PR) 1 ITS, Herman Sasongko.

Herman menyatakan, wacana tersebut akan ditindak lanjuti supaya bisa tertata dengan baik. Sebab, jika tidak dilakukan penataan, maka proses SNMPTN dikhawatirkan tidak lebih baik dari Ujian Nasional (UN). ”Kayaknya positif kok, tapi tunggu dulu lah,” bebernya. (arief ardliyanto/koran si)(mrg)( (koran Sindo)/Koran SI/rfa)